5 Salah Kaprah soal Turunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Hai, Sobat Souja! Menu-menu spesial Lebaran akan sayang jika dilewatkan begitu saja. Sebut saja, opor ayam, gulai kambing, sate ayam, rendang juga nastar.
Namun jika tidak memperhatikan pola makan setelah Ramadan, ada risiko kenaikan berat badan hingga kemunculan aneka penyakit tidak menular.
Tak hanya pola makan, mitos-mitos seputar nutrisi dan Lebaran juga perlu diberantas. Apa saja? Berikut mitos soal turunkan berat badan setelah Lebaran.
Mitos 1: Setelah berpuasa, bebas makan apapun selama Lebaran
Fakta: Makan 'asal' selama Lebaran bikin berat badan melonjak
Rendy Dijaya, peneliti dan edukator kesehatan Nutrifood Research Center, menuturkan penelitian menemukan mereka yang berpuasa mampu menurunkan berat badan. Namun berat badan kembali naik drastis akibat makan berlebih (over eating) hingga kelebihan kalori.
"Sebaiknya, biar tidak over eating, makan pelan-pelan, ambil porsi kecil, perbanyak sayur dan buah, cukup minum air tapi hindari minuman tinggi gula, dan tetap aktif bergerak," ujar Rendy dalam temu media bersama Nutrifood, Senin (25/4).
Mitos 2: Berat badan gampang turun setelah Lebaran
Fakta: Berat badan tetap bertahan dalam waktu lama
Riset menemukan kenaikan berat badan yang dialami selama masa liburan ternyata tetap bertahan bahkan sampai enam minggu saat dicek.
Rendy melanjutkan, kenaikan berat badan ini memang terbilang kecil tapi berpengaruh signifikan terhadap kenaikan berat badan tahunan. Kenaikan berat badan saat liburan menyumbang 51 persen dari kenaikan berat badan tahunan.
"Ini bahaya. Kenaikan berat badan tahunan yang tidak diperhatikan dengan baik akan dapat menyebabkan masalah kegemukan di usia lebih lanjut," imbuhnya.
Mitos 3: Berat badan turun cepat dan drastis berarti diet berhasil
Fakta: Menurunkan berat badan dengan cepat dan drastis berisiko menaikkan berat badan
Menurut Rendy, ketika orang menurunkan berat badan dengan cepat dan berat badan turun drastis, berat badan yang dicapai akan sulit dipertahankan. Ujung-ujungnya, berat badan akan naik bahkan lebih parah daripada sebelumnya.
Justru, penurunan berat badan secara perlahan dan sedikit demi sedikit sekitar 5-10 persen akan memberikan manfaat yang baik buat kesehatan.
Mitos 4: Menurunkan berat badan, cukup perbaiki pola makan
Fakta: Menurunkan berat badan perlu mengatur tiga pilar yakni pola makan, olahraga dan tidur.
Tinjauan yang diterbitkan American Journal of Public Health menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tinggi bisa membantu mencegah kenaikan berat badan setelah program diet.
Tidur pun tidak kalah penting sebab orang yang kurang tidur (kurang dari atau sama dengan 5 jam per hari) berisiko mengalami kenaikan berat badan. Dalam waktu 16 tahun, orang yang kurang tidur bisa menambah berat badan sekitar 15 kg.
Mitos 5: Tidak usah makan besar, makan camilan saja
Fakta: Camilan justru memberikan asupan kalori tinggi sebab biasanya tidak cukup hanya makan satu.
Rendy berkata orang kerap tidak sadar bahwa camilan mampu memberikan sumbangan kalori yang begitu besar meski ukurannya kecil. Nastar, misal, sebanyak satu buah saja mengandung 80 kalori.
"Yakin cuma satu? Serasa kalori sarapan kalau makan lima biji. Sebaiknya pilih camilan yang sehat," imbuhnya.